Sabtu, 12 Juli 2014

Organisasi Masyarakat Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia




Guyss tulisan kali ini, saya akan mengiring pembaca sekalian untuk mengenal yang namanya ORMAS (Organisasi Masyarakat) sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Yukss mari disimak.

01.    Sarikat Islam (SI)
Sarikat Islam didirikan pada tahun 1911 di kota Solo oleh seorang pengusaha Saudara pedagang batik yang besar yaitu Kyai Haji Samanhudi. Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam. SI juga merupakan organisasi kebangsaan yang pertama di Indonesia hadir pertama kali sebagai gabungan pedagang pribumi beragama Islam yang melawan dominasi dagang keturunan Cina dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Karena keadaan politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di perpolitikan, maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam. Beberapa sejarawan menganggap hari kelahiran SI pantas dijadikan tolak ukur awal pergerakan Indonesia.

Ketika Sarekat Dagang Islam (SDI) berubah menjadi Sarekat Islam hal itu berdampak pada semakin bertambahnya jumlah anggota Sarekat Islam. Perkembangan tersebut menjadikan Sarekat Islam sebagai organisasi politik yang menonjol karena mengalami perkembangan yang cepat dan dinamis.Kecepatan tumbuhnya bagaikan meteor dan dapat meluas secara horizontal. Sarekat Islam juga berhasil menjadi organisasi massa yang pertama di Indonesia yang pada tahun 1917-1926 sangat keras pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda merasa khawatir terhadap perkembangan Sarekat Islam yang sangat pesat dan mampu memobilisasi massa. 

Apakah tindakan yang diambil pemerintah kolonial Belanda? Gubernur Jenderal Idenburg pemimpin tertinggi pemerintah Belanda pada waktu itu melihat bahwa jika ia melarang organisasi Sarekat Islam mungkin akan timbul gerakan-gerakan yang menentang dari masyarakat. Namun,jika ia membiarkan organisasi itu maka ia mungkin juga akan dipersalahkan. Gubernur Jenderal Idenburg berusaha membatasi perkembangan Sarekat Islam dengan cara memberikan badan hukum kepada cabang-cabang Sarekat Islam. Sedangkan badan hukum untuk Central Sarekat Islam baru akan diberikan kemudian. Dengan begitu hanya cabang lokal yang diakui secara resmi oleh Pemerintah Belanda.

Tujuan SI sendiri adalah mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Di dalam Akte Notaris yang memuat statuen dari perkumpulan Sarekat  Islam pada tanggal 10 September 1912 telah ditetapkan pula tujuan dari perkumpulan tersebut pada saat itu semuanya dijelaskan dalam bahasa Belanda, kemudian di dalam bukunya Drs. Susanto yang berjudul Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia diterjemahkannya Tujuan Sarekat Islam yaitu :

-          Memajukan Perdagangan. Jadi tujuan itu tetap dipertahankan
-          Memberikan pertolongan kepada anggota-anggota yang mengalami kesukaran.Jadi semacam kooperasi bantu membantu.
-          Memajukan kepentingan rochani dan jasmani dari penduduk Asli. Di sisni ternyata bahwa tujuan tidak hanya terbatas kepada anggota saja, tetapi perkumpulan meluas kepada masyarakat, ialah kepentinagn penduduk asli.
-          Memajukan kehidupan agama Islam.

02.   Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah partai politik tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia oleh para tokoh nasional seperti Ir.Soekarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo, Dr. Samsi, Ir. Anwari, Mr.Budiarto, dan Mr Sunaryo. 

PNI adalah contoh organisasi pada zaman pergerakan nasional yang menggunakan paham nasionalisme sebagai ideologinya. Berdasarkan ideologi nasionalisme tersebut PNI memiliki strategi dalam perjuangannya diantaranya adalah menekankan pada persatuan, melakukan propaganda, mengadakan kursus-kursus (kursus pimpinan) dan diskusi kelompok, menerapkan filsafat Marhaenisme, mendirikan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Sedangkan tujuan dari PNI sendiri adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dengan azas dari perkumpulan ini adalah pertama selfhelp yang mengandung pengertian  prinsip untuk menolong diri sendiri, kedua non kooperasi, dan ketiga azas marhaenisme. Ketiga azas tersebut kemudian dijadikan sebagai prinsip dari PNI.

PNI merupakan sebuah organisasi politik yang berkembang dengan pesat. Perkembangannya tersebut ditunjang oleh dua tindakan PNI diantaranya adalah ke dalam organisasi PNI mengadakan usaha-usaha seperti mengadakan kursus-kursus, mendirikan sekolah-sekolah, dan bank-bank. Sedangkan ke luar organisasi PNI memperkuat publik opini terhadap tujuan PNI melalui rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabar yang bernama “Banteng Priangan” dan “Persatoean Indonesia”. 

Kegiatan-kegiatan PNI tersebut ternyata dengan mudah dapat menarik perhatian massa. Di mana tentunya pemerintah kolonial Belanda mencemaskan hal tersebut bahkan mulai khawatir terhadap kemajuan-kemajuan PNI. Pada tanggal 9 Juli 1929 pemerintah Belanda menyatakan kecurigaannya secara terus terang kepada PNI dan pada tanggal 6 Agustus 1929 ditindaklanjuti dengan mengeluarkan ancaman. 

Kecemasan pemerintah Belanda bertambah dengan adanya laporan bahwa tentara dan polisi juga terpengaruh oleh propaganda PNI. Tidak cukup sampai disitu di kalangan rakyat juga terdengar kabar bahwasanya PNI akan mengadakan pemberontakan pada tahun 1930 oleh sebab itu pemerintah Belanda segera dengan cepat melakukan reaksi dengan penangkapan dan penggeledahan di mana-mana. Sehingga pada tanggal 29 Desember 1929 Ir.Soekarno sebagai ketua dari PNI, Markun Sumadireja, R. Gatot Mangkupraja serta Supriadinata tertangkap di Yogyakarta yang selanjutnya dipindahkan ke Bandung.

Selanjutnya Keempat tokoh PNI tersebut diajukan ke depan pengadilan kolonial pada tanggal 18 Agustus 1930 sampai 29 September 1930 yang beralokasi di Bandung. Pembelaan mereka dibacakan oleh Ir.Soekarno dalam pidatonya yang sangat terkenal “Indonesia Menggugat”. Selanjutnya memasuki tanggal 22 Desember 1930 akhirnya keempat tokoh PNI tersebut menerima hukuman penjara.

Penangkapan terhadap para pemimpin PNI berakibat pada perkembangan PNI. Sehingga pada tanggal 25 April 1931 Kongres Luar Biasa II PNI di Jakarta mengambil keputusan untuk membubarkan PNI. Dengan alasan karena keadaan memaksa dengan berdampak pada pendukung-pendukung PNI mengalami perpecahan. Di satu pihak Mr.Sartono mendirikan partai Indonesia (Partindo) dan di pihak lain Sutan Syahrir dan Drs.Muh Hatta mendirikan partai PNI-Baru. Namun dalam perjalanan sejarahnya organisasi tersebut mengalami banyak hambatan dalam mengembangkan organisasinya.

03.    Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di  Yogyakarta tepatnya di Kampung Kauman pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. Dasar-dasar organisasi Muhammadiyah adalah menegakkan agama Islam dengan pedoman Alquran dan hadis. Di mana tujuan yang hendak dicapai Muhammadiyah adalah memajukan pengajaran berdasarkan agama, pengertian ilmu agama, dan hidup menurut peraturan agama yang lurus. Cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mendirikan, memelihara, menyokong rumah-rumah sekolah berdasarkan agama Islam, dan mendirikan serta memelihara masjid dan musala. 

Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan yang bergerak di luar politik. Walau begitu Muhammadiyah selamanya tidak pernah menentang politik. Para pengikut Muhammadiyah diperbolehkan masuk dalam perkumpulan politik. Bidang gerak Muhammadiyah yaitu di lapangan Sosial, pendidikan, dan keagamaan. Kegiatan Muhammadiyah antara lain mendirikan rumah-rumah sekolah, memberikan kursus-kursus agama, serta mendirikan poliklinik dan perumahan anak yatim piatu. Muhammadiyah memerhatikan pengajaran moderen. Pengajaran moderen tidak hanya dilakukan untuk laki-laki saja,namun juga untuk wanita. Dalam perkembangannya Muhammadiyah mempunyai bagian tersendiri untuk wanita dan kepanduan.

Dalam pembentukannya, Muhammadiayah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.[1]
 
Muhammadiyah yang merupakan organisasi massa keagamaan yang besar sesudah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan ormas ini segera menarik simpati rakyat banyak yang tidak hanya terbatas di kota itu saja tetapi juga dalam lingkup nasional. Organisasi yang pada awalnya merupakan gerakan sosial keagamaan ini akhirnya terjun ke lapangan politik yaitu dengan menjadi anggota istimewa Masyumi, salah satu parpol besar era Demokrasi Parlementer (1946-59). Dalam perjalanan selanjutnya organisasi ini masih menjalankan peran yang cukup berarti di tengah masyarakat.[2] Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. (Irma Safni)




Bahan Bacaan :
-          Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia pengarang Drs. Susanto Tirtoprodjo.
-          Gerak Politik Muhammadiyah dalam Masyumi pengarang Syaifullah.
-          Buku Sejarah pengarang Nur Siwi Ismawaty, S.S. dkk.


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah
[2] Syaifullah. Gerak Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. 1997.

Tidak ada komentar: