Senin, 12 Oktober 2015

Tanggal Sakral

12 Oktober adalah tanggal yang sakral bagiku dan qado. Tepatnya 12 Oktober 2013 lalu, disitulah awal kami berjumpa. Lalu, di 12 Oktober 2014 kami memutuskan untuk menjadi pasangan halal (re:menikah). Itu artinya hari ini 12 Oktober 2015 sudah 1 tahun usia pernikahan kami. Jadinya total kami berkenalan di dunia ini adalah 2 tahun (2013-2015).  

Alhamdulilah setahun bersama dalam ikatan halal sudah lumayan banyak lika liku kehidupan yang kami "cicipi". Susah, senang, bahagia, sedih telah kita lalui bersama. Kata orang bijak, kesetiaan, ketulusan, dan rasa sayang seseorang terhadap pasangannya akan sangat jelas terlihat saat salah satunya mengalami kesulitan, bahkan dalam keadaan terpuruk sekalipun.

Sampai saat ini, saya tahu Tuhan masih selalu memberikan cobaan ke saya dan qado. Terlebih lagi kepada qado. Namun, saat ujian cobaan datang alhamdulilah pertolongan-Nya selalu saja datang. Aaah...Tuhan memang selalu maha baik. 

Karena dari kalimat bijak di atas jualah saya belajar, ketika saya atau qado lagi down, apapun yang terjadi kami berdua harus saling menguatkan. Semoga sifat demikian, akan selalu terpatri dalam diri kami selamanya. Amin...

Dalam 1 tahun pernikahan ini, Tuhan belum memberikan kado yang sangat kami idam-idamkan. Jujur, sedih banget rasanya sampai suatu ketika saya pernah menangis. Sebab, orang-orang selalu saja menanyakan. Rasanya setiap orang yang saya temui di sudut manapun, hampir menanyakan hal yang sama. Belum lagi kawan-kawan yang lain sudah pada dapet rejeki itu, sementara saya sendiri pun juga sudah sangat mengidam-idamkan. Hiks...

Syukurnya suami sangat bijak, dia tidak mengeluh atau apalah, tapi justru selalu memberiku kekuatan dan kedamaian. Dan, kalau kata para sahabat, Tuhan akan memberikan kado di waktu yang tepat dan indah pada waktunya. Jadi, cukuplah berpikir positif, terus ikhtiar, dan berdoa. Insya allah...

Doain yah guys, semoga kado yang kami idam-idamkan itu dapat terwujud sehingga kalau masih diberi waktu hidup, insya allah tahun depan 2016 insya allah saya bisa cerita gimana sih perasaan saya saat sudah diberi kado itu oleh Tuhan. Jadi, untuk sementara kadonya masih si Qado dulu yaah seorang suami yang sangat menyayangiku. Hehe...


_Di kamarku, sedang bersama suami yang lagi asik ngegame COC

Senin, 05 Oktober 2015

Rindu

Pernah nggak kita merindukan sesuatu, padahal kita nggak pernah sedikitpun melihat bagaimana bentuk wajahnya, berbicara dengannya pun nggak pernah? Jika pernah, lalu dengan siapakah?

Kalau saya, sosok yang dirindukan keberadaannya tersebut adalah baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dan, kalau sudah seperti ini saya biasanya langsung bersenandung sendiri menyanyikan lagu yang berjudul Ya Rasulallah. Liriknya :

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu
Kan pasti mengalir air mataku
Kerna pancaran ketenanganmu

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kukucup tanganmu
Moga mengalir keberkatan dalam diriku
Untuk mengikut jejak langkahmu

Ya rasulullah ya habiballah
Tak pernah kutatap wajahmu
Ya rasulullah ya habiballah
Kami rindu padamu
Allahumma solli ala Muhammad
Ya rabbi solli alaihi wasallim ( 2x )

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kudakap dirimu
Tiada kata yang dapat aku ucapkan
Hanya Tuhan saja yang tahu

Kutahu cintamu kepada umat
Umati kutahu bimbangnya kau tentang kami
Syafaatkan kami
Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu

Kan pasti mengalir air mataku
Kerna pancaran ketenanganmu
Ya rasulullah ya habiballah
Terimalah kami sebagai umatmu
Ya rasulullah ya habiballah
Kurniakanlah syafaatmu

Lirik indah di atas adalah salah satu lagu favorit yang suka banget saya bawain nyanyi, saat dulu masih aktif di grub nasyid dan kebetulan pernah saya bawain juga waktu dulu lomba di ajang pemilihan putra putri islam berprestasi.

Siapapun yang mendengar lagu ini, saya yakin jika dia sungguh-sungguh mencintai Rasulullah SAW, insya allah hatinya akan tersentuh. Bahkan bisa meneteskan air mata.

Imam al-Qadhi ‘Iyadh al-Yahshubi berkata, “Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata).

Maka orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya.

Tanda (bukti) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah (dengan) meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.”

Insya allah....

05 Oktober 2015
Di kamarku 😊