Senin, 14 Maret 2016

Kepergian Seorang Veteran Tersayang

Minggu, 13 Maret 2016 kesedihan melandaku di dalam bus samarinda menuju Bontang. Sebelumnya Sabtu, 12 Maret 2016 saya berada di Samarinda untuk jenguk aba yang lagi di rawat inap di RS AW. Sjaharanie. Dalam bulan ini pikiran saya dan mama cukup resah. Di satu sisi mesti fokus nemani aba yang lagi sakit. Tapi, di sisi lain mama juga resah mikirin kakek (re: bapaknya mamaku) yang kondisinya juga sedang sakit keras.

Karena itulah, mama rencana akan ke Sulawesi tanggal 13 Maret 2016 setelah aba kondisinya sudah agak stabil dan sudah masuk dalam ruang perawatan. Singkat cerita rencana itu pun siap dijalankan mama dan kakakku Serli sudah packing. Minggu itu sekitar jam 09.00 WITA saya diantar kakak ipar menuju terminal Lempake, setelah itu ia niat nyariin travel untuk mama dan istrinya ke pelabuhan Balikpapan karena rencananya memang naik kapal.


Dalam perjalanan sudah di pusat Kota Balikpapan mama ditelfon Kak Acong (re: kakak ipar saya) bahwa Kanne (re: Kakek) kami di Sirindu Sulawesi Barat telah dipanggil oleh-Nya. Innalillahiwainnailahirojiun. Saat itu juga rencana sedikit berubah awalnya naik kapal jadinya mesti ke bandara untuk booking tiket pesawat. Alhamdulilah dapat tiket ke Makassar jam 20.55 WITA dan nyampe di Sirindu sekitar pukul 04.00 WITA.

Setelah kabar meninggalnya Kakek saya cukup terpukul. Sebab, meskipun kami tidak tinggal 1 kota kami berdua sangat dekat. Sampai-sampai foto saya masih selalu ada di dompet beliau. Pernah pula saya masuk koran, lalu koran itu sampe diguntingnya buat disimpan juga di dompetnya. Dan, kalau ke Sulawesi saya pasti senang banget. Pasalnya, saya selalu merindukan Kakek dan Nenek ditambah pemandangan disana yang asik dan asri banget. Pegunungan, pantai, ikan terbang, dan pasar yang adanya hanya setiap hari Kamis dan Jumat sungguh membuatku terpesona.

Dengan meninggalnya Kakek, itu artinya setiap saya pulang ke Desa mama di Sirindu wajahnya nggak akan pernah saya lihat lagi. Terbayang senyumnya, tongkatnya, kopiahnya, seragam Polri yang selalu beliau banggakan karena memang beliau adalah seorang veteran yang dahulu ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Setiap ke Sirindu, Kakek pasti akan mengajak kami berlibur di tempat wisata bendungan. Baginya tempat tersebut sangat bersejarah, disana ia pernah melakukan peperangan melawan penjajah.

Kini, Kakek telah dipanggil oleh-Nya di umur 102 tahun dengan meninggalkan 8 orang anak kandungnya, cucu sekitar 10 lebih dan cicit juga sekitar 10 lebih. Jasadmu mungkin sudah tiada kek, tapi semua tentangmu akan selalu tertanam di hati. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosamu semasa hidup, dan menerima pula amalan yang engkau lakukan di dunia. Insya allah khusnul khotimah dan ditempatkan bersama orang-orang yang bertaqwa. Amin Yarabbal Alamiin....


Cucumu yang menyayangimu,
-Safni