Dalam kehidupan bernegara dimana manusia senantiasa hidup berkelompok, tentunya
akan ada suatu penciptaan interaksi sosial yang dilakukan oleh berbagai aktor.
Beragamnya interaksi sosial yang dilakukan, dalam banyak hal telah membuat
sekelompok manusia secara timbal balik akan saling berhubungan dan didasari
oleh berbagai kompleksitas kepentingan.
Dalam banyak hal, hadirnya kompleksitas
kepentingan ini telah menjadikannya sebagai suatu realita sosial yang wajar. Namun, di lain pihak juga tidak mudah untuk mendapatkan gambaran utuh tentang
realita sosial yang terjadi. Karenanya suatu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
melihat realita dari sudut pandang tertentu. Dalam melihat realitas sosial
tersebut, menjadi menarik tentunya ketika kita melihat bagaimana sinergitas dua
aktor yang cukup penting dalam mewarnai kompleksitas kepentingan yang hadir di
tengah-tengah masyarakat yakni, pemerintah dan masyarakat. Sehingga
tulisan yang merupakan hasil refleksi dari artikel Elinor Ostrom Governing
the Commons: The Evolution of institutions for collective actions ini telah membawa penulis pada sebuah pemikiran mendasar terkait bagaimana sebenarnya memahami kompleksitas masalah sumber daya publik
di Indonesia.
Dalam tataran ini menjadi penting tentunya ketika kita menyadari
bahwasanya masalah sumber daya publik yang kian kompleks hadir di negeri ini,
namun didukung oleh adanya kontrol regulasi pemerintah yang lemah dalam realita
dewasa ini, semakin sulit untuk dibendung seiring dengan derasnya penguasaan
aset publik oleh individu. Sebab, ada suatu asumsi dimana setiap orang akan bertindak mengejar kepentingannya sendiri-sendiri sehinga berujung pada sifat yang cenderung egoistik. Hal inilah yang dalam kondisi
selanjutnya, justru menjadi masalah tersendiri dalam pengelolaan sumber daya
publik yang tidak dapat dihindarkan. Sehingga dalam merefleksikan Tragedy of the commons ini titik pointnya akan memberikan sebuah
pemahaman bahwa masing-masing aktor dalam setiap kesempatan yang ada akan dihadapkan
pada suatu pemikiran rasional.
Logika ini pada dasarnya sangat erat hubungannya bagaimana keputusan setiap aktor dibuat untuk merespon situasi yang melingkupinya dan struktur insentif yang dirancang. Seperti di dalamnya ketika berada dalam situasi baik, maka akan ada maksimalisasi perolehan yang diinginkan, dan sebaliknya ketika dalam situasi yang terjadi tidak baik, maka yang dilakukan adalah bagaimana meminimalisasi resiko. Melihat dari kompleksitas masalah sumber daya publik tadi, disinilah kemudian peran kerjasama yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan aset publik menjadi perlu dilakukan dalam membendung derasnya kepentingan-kepentingan individu untuk mengakuisisi aset publik. Apalagi mengingat semakin terbatasnya sumber daya alam, yang dihadapkan pada kebutuhan masyarakat Indonesia yang tidak terbatas sehingga belum mampu untuk mengimbangi.
Logika ini pada dasarnya sangat erat hubungannya bagaimana keputusan setiap aktor dibuat untuk merespon situasi yang melingkupinya dan struktur insentif yang dirancang. Seperti di dalamnya ketika berada dalam situasi baik, maka akan ada maksimalisasi perolehan yang diinginkan, dan sebaliknya ketika dalam situasi yang terjadi tidak baik, maka yang dilakukan adalah bagaimana meminimalisasi resiko. Melihat dari kompleksitas masalah sumber daya publik tadi, disinilah kemudian peran kerjasama yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan aset publik menjadi perlu dilakukan dalam membendung derasnya kepentingan-kepentingan individu untuk mengakuisisi aset publik. Apalagi mengingat semakin terbatasnya sumber daya alam, yang dihadapkan pada kebutuhan masyarakat Indonesia yang tidak terbatas sehingga belum mampu untuk mengimbangi.
2 komentar:
ini adalah tugas review mata kuliah Manajemen Jaringan yang diampu BDK
Iya betul ini adalah salah satu tugas review yg saya lakukan di MK Jaringan :)
Posting Komentar