Sabtu, 12 April 2014

Malam Minggu Kelabu

 
 
Malam minggu kali ini (Sabtu, 12 April 2014), tak seperti biasanya saya bisa tersenyum dan bercanda riang bersama orang yang sangat saya cintai Ahmad Al-Qadri. Malam ini, saya sedang berada di sudut kamar saya “bermesra sendu” bersama laptop diiringi lagu-lagu dari Bruno Mars, Celine Dion, dan Melly Goeslaw. Kalau Qado (re: panggilan buat Kak Qadri), sekarang masih melakukan perjalanan yang sangat melelahkan. Mulai perjalanan darat dari Bontang menuju Balikpapan, terus lanjut terbang ke Makassar, kemudian perjalanan darat lagi sekitar 7 jam-an dari Makassar menuju tujuan utama ke Campalagian.

Perjalanan yang cukup panjang dilalui tersebut, dikarenakan Abanya telah dipanggil oleh-Nya. Padahal 26 April 2014 mendatang, Qado sudah membookingkan tiket pesawat kepada almarhum dan mamanya untuk jalan-jalan melihat kembali Kota Taman (Bontang). Rencana kedatangan beliau itu, hentak saja membuat saya senang. Betapa tidak, saya sudah membayangkan akan bertemu dengan calon aba kedua saya dan mengecup tangannya. Tetapi, nyatanya Tuhan berkehendak lain. Dan, yang paling menyedihkan adalah Qado nggak sempat melihat Abanya untuk yang terakhir kalinya. Sebab, dalam syariat islam katanya mayat harus segera dimakamkan.  


Dari pagi tadi hingga malam minggu kelabu ini, sungguh saya sangat dapat merasakan kesedihan mendalam yang dirasakan oleh kekasih hati saya itu. Sebab, kehilangan salah satu sosok orang tua yang begitu berarti dalam sepanjang sejarah hidup, tentu bukanlah hal yang mudah. Terlalu banyak kenangan indah yang telah dilewati bersama almarhum hingga Qado beranjak dewasa. Qado sangat sayang dan bangga memiliki orang tua seperti almarhum. Hal ini terlihat jelas, saat ia selalu menguraikan kisah tentang Abanya kepada saya. 


Itulah mengapa Qado benar-benar terpukul atas kepergian Abanya. Saya pun tak kuasa untuk tidak mengeluarkan air mata. Walaupun sekarang ini saya tidak dapat menemani Qado secara langsung disana, tapi saya disini terus mendampinginya dari kejauhan. Sampai detik ini, saya terus meracuni hati dan pikirannya agar ia tidak terus bersedih. Qado pasti kuat, Qado pasti tegar, dan Qado pasti bisa mengikhlaskan kepergian Abanya. Amin YRA.


~ I LOVE U, LaTahzan Innallahama'ana


*Disudut kamarku, 12 April 2014, Pukul 21.42 WITA.

Tidak ada komentar: