Sebaliknya
sahabat yang berani menyatakan kesalahan dan melihat perbuatan kita itulah
sahabat yang sejati. Kadang nasihatnya mungkin terlalu keras, petuahnya terasa
amat pahit, tetapi yang itu janganlah segera dihindarkan.
Banyak orang
yang tiada senang menerima suntikan dari sahabat-sahabatnya. Sebaliknya yang
diharapkan dan yang diminta-mintanya pujian dan sanjungan yang mulut-mulut
belaka. Orang yang semacam itu, berupalah keadaannya dengan peminum minuman
keras. Mula-mula ia terasa nikmat karena pengaruh minuman itu, tetapi kemudian
pastilah ia akan mabuk hilang ingatannya, yang benar ia akan terhuyung dan
terbanting kian kemari, hingga keadaannya sebagai orang lupa ingatan.
Oleh karena itu,
sahabat yang sejati adalah yang dapat membimbing kita, yang berani menegur kita
bila bersalah, dan mengingatkan kita bila lupa atau lalai.
Suatu kesalahan
tak mungkin diperbaiki, jika kita tiada mengetahui bahwa kesalahan itu ada pada
kita. Manusia terkadang sukar dapat melihat kesalahannya sendiri. Sebab itu, kita harus mempunyai kaca yang bersih yaitu, sahabat yang berani menegur dan menasihati kita dengan tulus dan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar