Bontang, 22 Desember 2013
Dear mama…
Melalui kertas putih dan goresan
tinta ini kutuliskan khusus untukmu dan sekaligus kupersembahkan kepada mama di
seluruh dunia, untuk mengatakan bahwa kami sungguh mencintai kalian. Saat mama membaca
surat ini Minggu, 22 Desember 2013 bertepatan dengan hari ibu loh, tapi karena
aku biasa memanggil dengan sebutan mama lebih asik bilangnya hari mama kali
yah. Hehe…
Dear mama…
Dalam setiap hembusan nafasku, setelah
Tuhan dan Rasulullah SAW yang selalu kuingat, maka di urutan ketiga wajahmu mama
yang dominan kuingat untuk menghiasi relung-relung jiwaku. Kalau aku sanggup
menuliskan setiap detik isi hatiku kepadamu, mungkin akan kutulis setiap detik
rangkaian indah itu untukmu. Namun, apa daya keterbatasan waktu jualah yang
membuatku tak sanggup melakukannya. Tapi, percayalah untaian cintaku padamu
nggak hanya setiap detik. Jujur agak sulit mendeskripsikannya rasa cintaku
padamu. Yang pasti setinggi-tingginya Puncak Everest di Perbatasan Nepal-Tibet,
sepanjang-panjangnya Sungai Nil di Afrika, dan luasnya lautan sungguh tetap tak
sebanding betapa cintanya aku padamu.
Dear mama…
Saat mama membaca surat ini bisa
jadi aku masih tertidur pulas. Sebab, aku tahu mama akan selalu bangun terlebih
dahulu untuk menyiapkan segala hal sebelum anak-anakmu dihidupkan kembali Tuhan,
hingga akhirnya membuka mata, dan bergerak kembali layaknya manusia pada
umumnya.
Dear mama…
Sejak aku dilahirkan dalam
rahimmu hingga kini telah beranjak dewasa, mama selalu memberikan segalanya
sekalipun aku tidak meminta. Pemberianmu memang bukanlah berlian yang harganya
mahal, ataupun mobil dan rumah mewah yang jelas tidak akan mampu engkau berikan
padaku. Tapi, sungguh lembut belaian kasih sayang dan perhatianmu bagiku itu
lebih dari segalanya.
Dear mama…
Tahukah engkau, betapa aku bisa
merasakan kekuatan doamu yang selalu teriring untukku. Lewat doa, ketulusan
mendampingiku, serta pelukan kasih sayang darimu, aku sanggup melalui hal gila
yang namanya kehidupan. Aku yakin, semua yang kau lakukan ini karena mama
selalu menginginkan yang terbaik buat aku. Jadi wajar, jika mama pun tiada
lelah mengajariku untuk melakukan segala kebaikan.
Dear mama…
Saat aku
menghadapi kegalauan, mama bilang tak perlu takut dengan masalah yang menurutku
besar karena kita punya Tuhan yang lebih Maha Besar. Mama juga bilang, Tuhan
nggak akan pernah meninggalkan aku. Ternyata mama benar, Tuhan itu maha baik.
Begitu baiknya, Dia selalu menolong dan memperlakukanku layaknya manusia yang
lain.
Dear mama…
Tahukah engkau,
salah satu hal yang paling kutakutkan adalah jika handphone aku berdering, lalu mendengar kabar bahwa mama telah
dipanggil oleh-Nya. Sungguh ma, aku nggak akan sanggup bila nanti kehilanganmu.
Tapi, aku berjanji padamu akan berusaha menjadi wanita tegar karena aku ingat
mama pernah bilang sesungguhnya kita ini adalah milik-Nya dan semua akan
kembali kepada-Nya. Jadi, bila suatu saat hari-hari yang aku lalui tidak bisa
bersama mama lagi, maka ijinkan aku terbang dengan mengepakkan sayap yang telah mama sisipkan saat aku baru dilahirkan
hingga kini, sehingga mama tidak perlu terlalu khawatir lagi kepadaku.
Dear mama…
Makasih yah atas ketulusan cintamu. Sungguh tanpa kasih sayangmu
disisiku, diri ini bukanlah apa-apa. Aku ada di dunia ini, tentu karena
upayamu. Kesederhanaan hidup yang telah kita lalui bersama selama bertahun-tahun
telah banyak memberikanku pelajaran. Yaa…sebuah pelajaran hidup yang membuat
kita akhirnya bisa menangis, cemas, bingung, dan tertawa bersama.
Dear mama…
Jika mama sudah
selesai membaca surat cintaku ini, tolong bangunkan, berilah aku senyuman, dan
lalu peluklah aku. Ini ada setangkai mawar dan kado sederhana dari anakmu ini.
Hehe…
Dear mama…
Aku pikir, aku telah menemukan beberapa jawaban atas doa-doa mama selama ini.
I Love you Mama,
Selamat Hari Ibu, Eh hari mama :)
Dari yang
menyayangimu,
Irma Safni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar