Oleh : Irma
Safni[1]
Assalamualaikum wr.wb...
Dear Mama...
Rasanya baru kemarin kami berdua terlahir dalam
rahimmu, memimik air susumu, lalu tiada bosan kau selalu hembuskan getaran
cinta dalam pelukan kasih sayang.
Dear Mama dan Aba...
Rasanya baru
kemarin pula kami melihat rutinitas Mama dan Aba untuk mengingatkan kami agar
menjadi anak baik.
Masih jelas
terekam dalam memori, kami pernah merengek-rengek meminta uang jajan, meminta
dibelikan barang ini dan itu, tapi tidak semua engkau mampu sanggupi. Namun, kami
sadar ternyata permintaan ini dan itu tadi, menjadi tidak sebanding.
Sebab, lewat
doa, ketulusan mendampingi, serta pelukan kasih
sayang, Mama dan Aba justru memberikan beribu kali lipat pelajaran
indah kepada kami, hingga mampu melalui hal gila yang namanya kehidupan.
Dear Mama dan Aba...
Saat kami menghadapi kegalauan, engkau bilang tak
perlu takut dengan masalah yang menurut kami besar, karena kita punya Tuhan
yang lebih Maha Besar.
Engkau
juga bilang, Tuhan nggak akan pernah meninggalkan
kami. Allahuakbar, ternyata engkau benar, Tuhan itu maha baik. Begitu baiknya,
Dia selalu menolong dan menyayangi kami layaknya manusia yang lain.
Dear Mama dan Aba…
Tersemat maaf untuk setiap
duka dan luka atas segala kesalahan yang pernah kami torehkan. Tersemat pula
terimakasih kami atas ketulusan cintamu.
Sungguh tanpa kasih sayangmu disisi kami, diri ini bukanlah
apa-apa. Kami
hadir di dunia ini, tentu karena upayamu.
Kesederhanaan hidup yang
telah kita lalui bersama selama bertahun-tahun telah banyak memberikan
pelajaran. Yaa…sebuah pelajaran hidup yang membuat kita akhirnya bisa menangis,
cemas, bingung, dan tertawa bersama.
Dear
Mama dan Aba…
Sungguh
kami mencintai kalian. Jujur agak sulit
mendeskripsikannya
bagaimana kami mencintaimu. Yang pasti
setinggi-tingginya Puncak Everest di Perbatasan Nepal-Tibet,
sepanjang-panjangnya Sungai Nil di Afrika, dan luasnya lautan sungguh tetap tak
sebanding betapa cintanya kami padamu.
Begitu cintanya, mungkin kami nggak akan sanggup bila
nanti kehilanganmu. Tapi, kami berjanji akan berusaha menjadi manusia tegar
karena sesungguhnya kita ini adalah milik-Nya dan
semua akan kembali kepada-Nya.
Jadi, bila suatu saat hari-hari yang kita lalui tidak bisa bersama lagi, maka ijinkan kami terbang dengan mengepakkan
sayap yang telah engkau sisipkan saat kami baru dilahirkan hingga kini, sehingga engkau tidak perlu terlalu khawatir lagi kepada kami.
Dear Mama dan Aba...
Kini ijinkan
kami bersimpuh di hadapan kalian. Meraga sukma dengan butir-butir air mata
haru, seperti dulu engkau terharu saat kami hadir di dunia.
Ijinkan kami beranjak pergi berlayar mengarungi
bahtera rumah tangga nan suci, berbekal kasih dan cinta yang kau wariskan
kepada kami. Berikan restu kepada kami menuju
pernikahan kekal dan abadi, yang insyaallah hanya akan dilakukan sekali seumur
hidup.
Dear Mama
dan Aba...
Tahukah engkau, betapa kami bisa merasakan kekuatan
doa yang selalu teriring untuk kami. Maka dari itu, dengan restumu, doamu, dan dengan permaafanmu kami
berharap dapat memaknai cinta menuju cita, meraih cinta sang Maha pemilik cinta
sampai maut memisahkan kelak… Amin YRA.
sampai maut memisahkan kelak… Amin YRA.
Allohumag firli walli walli dayyah warhamhumma kamma robbaya ni shogiroh.
Wassalamualaikum
wr.wb...
[1]
Didedikasikan untuk mengiringi prosesi sungkeman pada Akad Nikah Irma &
Qadri Minggu, 12 Oktober 2014. Dan, akan dibacakan oleh sahabat saya bernama Nuning Rahayu.
2 komentar:
semoga ada review para vendor :)
hohoho
Asiikk sipsip yuks marii :)
Posting Komentar