Jumat, 10 Oktober 2014

Suara Hati Anak Manusia Melepas Masa Lajang



                                                           Oleh : Irma Safni[1]

Assalamualaikum wr.wb...

Dear Mama...
Rasanya baru kemarin kami berdua terlahir dalam rahimmu, memimik air susumu, lalu tiada bosan kau selalu hembuskan getaran cinta dalam pelukan kasih sayang.

Dear Mama dan Aba...
Rasanya baru kemarin pula kami melihat rutinitas Mama dan Aba untuk mengingatkan kami agar menjadi anak baik.

Masih jelas terekam dalam memori, kami pernah merengek-rengek meminta uang jajan, meminta dibelikan barang ini dan itu, tapi tidak semua engkau mampu sanggupi. Namun, kami sadar ternyata permintaan ini dan itu tadi, menjadi tidak sebanding.

Sebab, lewat doa, ketulusan mendampingi, serta pelukan kasih sayang, Mama dan Aba justru memberikan beribu kali lipat pelajaran indah kepada kami, hingga mampu melalui hal gila yang namanya kehidupan.

Dear Mama dan Aba...

Saat kami menghadapi kegalauan, engkau bilang tak perlu takut dengan masalah yang menurut kami besar, karena kita punya Tuhan yang lebih Maha Besar.

Engkau juga bilang, Tuhan nggak akan pernah meninggalkan kami. Allahuakbar, ternyata engkau benar, Tuhan itu maha baik. Begitu baiknya, Dia selalu menolong dan menyayangi kami layaknya manusia yang lain.

Dear Mama dan Aba
Tersemat maaf untuk setiap duka dan luka atas segala kesalahan yang pernah kami torehkan. Tersemat pula terimakasih kami atas ketulusan cintamu. Sungguh tanpa kasih sayangmu disisi kami, diri ini bukanlah apa-apa. Kami hadir di dunia ini, tentu karena upayamu. 
Kesederhanaan hidup yang telah kita lalui bersama selama bertahun-tahun telah banyak memberikan pelajaran. Yaa…sebuah pelajaran hidup yang membuat kita akhirnya bisa menangis, cemas, bingung, dan tertawa bersama. 
Dear Mama dan Aba…
Sungguh kami mencintai kalian. Jujur agak sulit mendeskripsikannya bagaimana kami mencintaimu. Yang pasti setinggi-tingginya Puncak Everest di Perbatasan Nepal-Tibet, sepanjang-panjangnya Sungai Nil di Afrika, dan luasnya lautan sungguh tetap tak sebanding betapa cintanya kami padamu.

Begitu cintanya, mungkin kami nggak akan sanggup bila nanti kehilanganmu. Tapi, kami berjanji akan berusaha menjadi manusia tegar karena sesungguhnya kita ini adalah milik-Nya dan semua akan kembali kepada-Nya.

Jadi, bila suatu saat hari-hari yang kita lalui tidak bisa bersama lagi, maka ijinkan kami terbang dengan mengepakkan sayap yang telah engkau sisipkan saat kami baru dilahirkan hingga kini, sehingga engkau tidak perlu terlalu khawatir lagi kepada kami.

Dear Mama dan Aba...
Kini ijinkan kami bersimpuh di hadapan kalian. Meraga sukma dengan butir-butir air mata haru, seperti dulu engkau terharu saat kami hadir di dunia.
Ijinkan kami beranjak pergi berlayar mengarungi bahtera rumah tangga nan suci, berbekal kasih dan cinta yang kau wariskan kepada kami. Berikan restu kepada kami menuju pernikahan kekal dan abadi, yang insyaallah hanya akan dilakukan sekali seumur hidup.

Dear Mama dan Aba...
Tahukah engkau, betapa kami bisa merasakan kekuatan doa yang selalu teriring untuk kami. Maka dari itu, dengan restumu, doamu, dan dengan permaafanmu kami berharap dapat memaknai cinta menuju cita, meraih cinta sang Maha pemilik cinta
sampai maut memisahkan kelak… Amin YRA.

Allohumag firli walli walli dayyah warhamhumma kamma robbaya ni shogiroh.

Wassalamualaikum wr.wb...


[1] Didedikasikan untuk mengiringi prosesi sungkeman pada Akad Nikah Irma & Qadri Minggu, 12 Oktober 2014. Dan, akan dibacakan oleh sahabat saya bernama Nuning Rahayu.

2 komentar:

OWMO mengatakan...

semoga ada review para vendor :)
hohoho

Irma Safni mengatakan...

Asiikk sipsip yuks marii :)