Minggu, 09 Februari 2014

Eropa, Aku Padamu


With Rani :)

Ketertarikanku pada Eropa berawal di bangku kuliah. Saat itu, aku suka banget bahas tentang Eropa bareng salah satu sahabat kampusku yang sering aku sebut "Preman Bogor". Haha....Her name is Rani Rustiana. Aku memanggilnya "Preman Bogor" karena dia gadis yang berasal dari Kota Bogor. Sebutan 'preman' karena dia itu jago banget yang namanya karate. Prestasinya di bidang karate patut diacungkan jempol jadi nggak usah diragukan lagi, sampai-sampai dia bisa masuk ke UGM pun karena jalur prestasi olahraganya. Kalau jalan sama Rani tuh rasanya aman meen, berasa terlindungi olehnya jika misal ada yang berani macem-macem. Heheee.... 

Sekatenan bareng
Uuhh...baiklah, ntah apa yang membuat imajinasiku langsung terlintas pada Eropa bukan benua yang lain. Mungkin karena di kepalaku Eropa itu memiliki energi positif, dimana orang-orang tak jarang menjadikannya "buah bibir" sehingga aku pun jatuh hati padanya.


Nah, begitu jatuh hatinya pada Eropa, pas jam kuliah kita tuh kadang sengaja mau duduk paling belakang dekat AC cuma buat main "Eropa-Eropa-an". Belum lagi kita juga dulu sempat sudah mau beli jaket super tebal yang ada "bulu-bulunya" hanya buat persiapan jika suatu saat sudah bisa kesana. Haha... Dulu tuh aku juga sempat suka banget posting di facebook all about Eropa khususnya dari sisi keindahan. Mulai dari Bukit Kahlenberg, Sungai Danube, suasana kota yang modern dan teratur, hingga gedung-gedung antik dengan jalanan bersih dan beberapa bangunan yang menjadi ikon dalam catatan sejarah dunia.

Sungai Danube di Malam Hari
Bangunan Antik The Shard Gedung terjangkung di Eropa

Kadang tuh aku sempat mikir dan membayangkan gimana yah bisa bertahan hidup sebagai muslim disebuah wilayah sekuler, beradaptasi dengan kultur setempat, serta dengan segala keterbatasan menjalankan ibadah dan mencari makanan yang halal. Okesip, sekitar awal Desember 2013 aku patut bergembira karena pertanyaanku tadi sepertinya akan terjawab dengan keluarnya film "99 Cahaya di Langit Eropa". Sejak keluarnya film itu, aku langsung bertekad untuk mengharuskan diri menonton film itu. Aku pun menuju ke Samarinda Central Plaza (SCP) ditemeni Si Qado kesayangan dengan mengendarai motor (PP) alias pulang hari. Gak peduli deh my buttock sampe kempor karena bakal cape di jalan seharian pulang-pergi, asalkan sudah nonton aja rasa cape pasti akan terbayar. Haha...

Alhasil menurutku dari sisi sinematografi waw banget! imbasnya Eropa semakin membuatku klepek-klepek. Pemandangan Vienna dan Paris membuatku tak henti-hentinya mengucapkan takjub. Apalagi didukung soundtrack yang dibawakan Fatin semakin menyentuh hati. Dan, beberapa keindahan visual yang disajikan dalam film tersebut berhasil ngebuat bulu kudukku merinding seperti adegan azan di menara Eiffel, museum louvre yang terpajang lukisan Bunda Maria dimana ujung kain kerudungnya terdapat tulisan kalimat tauhid atau piring-piring hias bertulis Arab Kufic, serta bangunan pada masa Napoleon Bonaparte berkuasa mulai dari La Defense, Champ Elyses, Obelisk, Arc du Triomphe du Carrousel, Louvre jika ditarik garis lurus imajiner ternyata akan menembus langsung ke arah Ka’ba.

Jalur Pedestrian di Eropa

 

PARIS!!!
Film ini pun telah membuatku terhanyut sehingga serasa ikut mengembara ke Eropa. Akhirnya aku dapat menemukan cukup jawaban dari pertanyaanku di awal tadi tentang bagaimana bisa bertahan hidup di sebuah wilayah sekuler. Benang merah jawaban yang aku temukan adalah tetap bersikap santun dan lembut terhadap orang-orang Eropa non muslim yang meskipun tak jarang masih ada yang memberikan hujatan terhadap islam. Hidup di negara minoritas muslim seperti Eropa memang bukan hal yang mudah, namun kita wajib melakukan upaya untuk mengembalikan citra Islam yang katanya keras agar bisa menjadi lembut. Sebab, itulah sejatinya islam agama yang cinta damai.

Pada akhirnya, aku bertekad suatu saat nanti aku harus bisa menginjakkan kaki menuju Eropa. Yuukss mari berdoa semoga Tuhan yang Maha Baik memberi rezeki yang banyak dan umur panjang kepada aku, kamu, dan kita semua yah guyss agar sama-sama bisa "menyicipi" Eropa sebelum tibanya ajal kita. Amiiiin YRA.....
 

Tidak ada komentar: