Rabu, 02 Oktober 2013

Bontang : Episode 1

     Aku mencintai Bontang dengan segenap mula dan akhirnya. Disinilah aku dilahirkan, dibesarkan, menuntut ilmu agama di Taman Pendidikan Al-quran (TPA), menuntut ilmu dalam pendidikan formal dari SD hingga SMA (keculi kuliah karena di Jogja), dan rezekiku untuk dapat mencari nafkah juga telah ditakdirkan disini, serta semoga rezeki terkait jodoh akan tertambat pula disini, sehingga tetap terus bisa tinggal di Bontang.
     Begitu cintanya dengan Bontang, jujur tiba-tiba saja tumben aku agak sulit dan grogi bagaimana harus mulai berkata-kata. Hehe.... Okesip, sebagai bentuk rasa cintaku pada Bontang, jari jemari ini akan ikut menjadi saksi betapa aku mencintaimu lewat sebuah tulisan untuk menceritakan wujud wajahmu wahai tanah kelahiranku. Aku berharap, semoga anak dan cucuku kelak yang ditakdirkan Tuhan untuk hidup pula di Bontang, akan lebih mencintaimu dari apa yang telah kurasakan padamu.

Episode 1 :
          
          Adalah Bontang sebuah nama kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Untuk arti kata Bontang memang belum dapat aku temukan lewat narasumber langsung yang terpercaya. Namun, melalui penelusuran yang aku lakukan di dunia maya, dalam perbendaharaan asli Kalimantan tidak dikenal kata "Bontang". Menurut cerita turun-temurun, "Bontang" merupakan akronim Bahasa Belanda “Bond” yang berarti kumpulan atau Bahasa Inggris yang artinya ikatan persaudaraan, serta “tang” dari kata pendatang. Sebutan ini diberikan karena cikal bakal kampung Bontang tidak lepas dari peran pendatang. Asal Muasal nama Bontang, berdasarkan kitab saway yang ada di Kesultanan Kutai Kartanegara bahwa yang memberi nama Bontang Adalah Adji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).

         Apapun arti nama dari Bontang, yang jelas Bontang telah membuatku jatuh hati. Nah, di tanah kelahiranku ini terdapat dua perusahaan raksasa yaitu, PT. Pupuk Kaltim yang merupakan penghasil pupuk urea dan amoniak terbesar di Indonesia, dan PT. Badak salah satu pabrik pengolah gas alam cair dengan pengalaman besar dalam industri LNG dunia. Dalam perjalanannya, kedua perusahaan tersebut cukup memberikan pengaruh terhadap Bontang.
Pabrik PT Pupuk Kaltim
Pabrik PT Badak LNG

Kedua orangtuaku pernah menceritakan bahwa ketika mereka datang di Bontang untuk merantau, dahulu kota ini hanyalah kawasan yang dapat dikatakan bak hutan. Sebab, ketika itu belum tampak dilakukannya program struktur-struktur pembangunan di segala bidang, ditambah lagi panorama yang ada memang masih didominasi oleh banyaknya pepohonan.
Semenjak hadirnya dua perusahaan tersebut, secara bertahap cukup memberikan perubahan terhadap masyarakat. Salah satunya dibukanya lapangan pekerjaan sehingga cukup membantu mengurangi pengangguran yang ada di Bontang. Seiring berjalannya waktu, Bontang pun kemudian dipandang sebagai salah satu kota industri di Indonesia.
Sebelum Bontang dikenal sebagai kota industri, kota kelahiranku ini hanyalah sebuah kecamatan. Namun karena adanya sebuah pertimbangan, di mana Bontang dianggap sebagai suatu kawasan industri yang sangat strategis untuk dilakukan berbagai struktur pembangunan dari adanya dua perusahaan raksasa industri tadi, yang mana tidak hanya memberikan devisa berskala lokal tetapi juga bagi bangsa ini, maka oleh pemerintah setempat Bontang akhirnya dapat dikembangkan menjadi kota.


SEJARAH BERDIRINYA KOTA BONTANG

Sebelum Tahun 1950 Kota Bontang hanya sebuah kota kecil



Th 1950
:
Dibentuk Asisten Wedana yang berkedudukan di Bontang Kuala

Th 1972

:

Dibentuk Pemerintahan Kecamatan Berkedudukan di Bontang Baru membawahi 11 Desa

Th 1977
:
Dibentuk wilayah kerja Pembantu Bupati Kdh. Tk. II Kutai Wilayah Pantai

Th 1984
:
Kecamatan Bontang diusulkan oleh Gubernur Kaltim untuk ditingkatkan menjadi kotif

Th 1989
:
Dengan PP No. 20 Th. 1989 Kec. Bontang disetujui menjadi dan Diresmikan Th 1990 dengan membawahi Kec. Bontang Utara dan Bontang Selatan

Th 1999
:
12 Oktober 1999, Kotif berubah menjadi Kota Otonom berdasarkan UU 47 Th. 1999
Setiap tanggal 12 Oktober ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun Kota Bontang
Tahun berganti tahun, orang tuaku juga menceritakan bahwa ketika itu masyarakat pendatang dari luar Bontang pun mulai banyak yang berdatangan untuk merantau karena daya tarik yang dimiliki Bontang. Jadi, jika kedua perusahaan industri tersebut tadi tidak ada, aku berpikir Bontang mungkin hanya akan menjadi sebuah wilayah “bisu” yang tidak akan ramai didatangi, dan juga tidak akan dapat melakukan metamorfosis menuju ke arah pengembangan yang lebih maju. Dapat dibuktikan sampai sekarang ini orang-orang dapat mengenal Bontang sebagai kota industi karena adanya ikon PT. Pupuk Kaltim dan PT. Badak LNG. 

      Dengan adanya dukungan dari dua perusahaan tadi, maka wajar jika sekira 2010 silam aku pernah menemukan berita dalam sebuah harian online yang mengabarkan bahwa berdasarkan data yang dihimpun VIVAnews dari Badan Pusat Statistik (BPS) edisi Agustus 2010, Kota Bontang di Kalimantan Timur pada 2009 membukukan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tertinggi. PDB itu adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara/daerah pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional/daerah. Masih terekam di memoriku, PDB per kapita Kota Bontang saat itu tercatat sebesar Rp368,05 juta. Karena itulah, saat itu dikabarkan bahwa Kaltim merupakan propinsi yang memberikan gaji atau upah tertinggi kedua secara nasional kepada karyawan atau buruh, yakni Rp2,15 juta per bulan. 

     Saat membaca berita itu, aku cukup bahagia karena setidaknya media memberitakan wajah positif tentang Bontang. Namun, di balik berita itu sungguh dalam pikiranku justru itu akan menjadi tantangan tersendiri. Apapun tantangannya, aku berharap yang penting pada akhirnya nanti ntah kapan, semoga semua masyarakat disini akan dapat sejahtera. Sederhananya dalam maksud pikiranku bahwa berdasarkan usia layak kerja semoga tidak ada satu orang pun yang nantinya menganggur.

     Dengan PDB Bontang yang dikabarkan tertinggi tadi, jujur aku lantas belum bisa dan berani mengatakan bahwa semua masyarakat Bontang telah sejahtera dan makmur. Sebab, ukuran untuk dapat menjelaskan semua itu sungguh bukanlah hal yang mudah bagiku. Akan tetapi, setidaknya sekarang ini aku merasa bahwa meskipun aku berada di sebuah kota kecil karena wilayahnya yang memang tidak begitu luas (sekira 49.757 Ha), tapi Bontang menyimpan sejuta kedamaian, kenyamanan, dan keindahan bak seluas samudra. Yihayyyy.... 

     Jadi, begitu tidak terlalu luasnya wilayah Bontang, maka jika kalian kesasar disini, insya allah aku jamin teman-teman tidak bakal hilang, tenang saja masih akan bisa kami temukan. Hehe...^_^ 


*to be continued pada Episode 2....






12 komentar:

https://hangoutborneo.blogspot.com mengatakan...

berpikir creative

https://hangoutborneo.blogspot.com mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Ojat mengatakan...

anak bontang tulen ini :))

Irma Safni mengatakan...

:)

heri mengatakan...

jadi lebih tahu dikit wilayah yang namanya Indonesia

Irma Safni mengatakan...

hariyadi:kemoon broh mari kreatif salam pramuka *loh....
bang ojat : kayaknya yg komen juga bontang tulen ne hehe :p
heri: mari mengenal indonesia lebih dalam lagi :)

Tale of The Awesomeness tyo Digdoyo mengatakan...

wah gitu toh asal muasal nama bontang... bermanfaat nih info di tulisannya

Tale of The Awesomeness tyo Digdoyo mengatakan...

saya udah di bontang juga kok ampir 3 tahun :)

Irma Safni mengatakan...

Ooh org btg jg toh ternyataaa sipsipsip :)

Tale of The Awesomeness tyo Digdoyo mengatakan...

Haha iya dapet rejekinya kerja disini

Irma Safni mengatakan...

Kerja dimn?

Tale of The Awesomeness tyo Digdoyo mengatakan...

Di pupuk kaltim :)