Bagi saya salah satu keberhasilan sebuah film adalah ketika selesai nonton saya langsung menggebu ingin cepat menulis reviewnya. Kali ini film yang berhasil membuatku jatuh hati berjudul Orang Kaya Baru (OKB) yang disutradarai Ody C Harahap.
Ternyata ide cerita film ini dari sutradara favorit saya Joko Anwar. Selalu saja kalau ada kaitannya dengan Joko Anwar filmnya pasti keren seperti keberhasilannya dalam meramu pengabdi setan. Semoga selalu menghasilkan karya yang berkualitas ya om. Hehe...
Film ini sebelumnya mengisahkan kehidupan keluarga yang hidup pas-pasan namun mereka bisa merasakan hangat kebahagiaan. Dibintangi raline syah (sebagai tika), derby romero (duta), cut mini (ibu), lukman sardi (ayah), dan fatih unru (dodi) film ini mampu membawa penonton dalam perasaan campur aduk. Ngakaknya dapet, tangisnya dapet, dan yang terpenting film ini banyak memberi nilai kehidupan yang bisa dipelajari bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diraih mesti bersusah payah dulu dan mensyukuri segala hal yang Tuhan berikan.
Ketika ayah mereka meninggal kehidupan keluarga ini menjadi berubah drastis yang sebelumnya sangat susah menjadi bergelimangan harta. Pasalnya sang ayah ternyata selama ini telah merahasiakan kepada istrinya dan ketiga anak2nya tentang jumlah kekayaan yang ia miliki.
Melalui pengacara kepercayaan sang ayah, harta warisan tersebut kemudian diserahkan secara bertahap kepada ibu dan para anaknya. Bak mimpi mereka pun bisa membeli segala kebutuhan mereka. Mulai rumah mewah beserta isinya, mobil mewah, bagi2 duit dan sembako kepada warga sekitar, hingga segala apapun barang yang dipegang atau dihirup anaknya semua ingin dia beli.
Ditengah kebahagian mereka dengan bergelimangan harta, justru sang bungsu dodi merasa kurang bahagia. Sebab ia tidak lagi bisa merasakan kehangatan bersama keluarganya seperti dahulu yang selalu bisa makan sambil ketawa bersama di meja makan.
Ibu sibuk meladeni interview dari channel tv karena viral kedermawaannya kepada para pengamen jalan. Sementara kedua sang kaka (raline syah dan derby) sibuk juga dengan dunianya masing2. Duta sibuk dengan pementasan teaternya. Dan tika yang terbilang mahasiswi cerdas dikampusnya hampir terjerumus ke penggunaan narkoba akibat terpengaruh dengan geng baru sosialitanya.
Berbagai kejutan jalan cerita film ini pun bermunculan. Ujian ke titik nol kembali mereka rasakan menjadi orang miskin. Saat kemiskinan kembali dirasakan, akhirnya sang pengacara hadir lagi ke rumah mereka membawa berita yang tidak disangka dengan maksud memberikan kita pelajaran hidup.
Ditangan sutradara Ody, film ini tentunya patut mendapat acungan jempol. Cerita mengalir secara mulus, gokil, dan sangat detail memberi gambaran untuk memperkuat kisah cerita. Asiknya, dialog remeh yang disampaikan para pemain pun bisa menghadirkan lelucon yang membuat nuansa komedi film ini terasa kuat.
Menonton film ini sebenarnya mewakili imajinasi saya selama ini. Andai tiba2 punya duit bermilyar2 mau diapain aja ya? Pasti indah banget rasanya. Haha.... Sangat berharap semoga ada OKB session 2.
Ditunggu karya selanjutnya yaks dari dunia perfilman.
Ternyata ide cerita film ini dari sutradara favorit saya Joko Anwar. Selalu saja kalau ada kaitannya dengan Joko Anwar filmnya pasti keren seperti keberhasilannya dalam meramu pengabdi setan. Semoga selalu menghasilkan karya yang berkualitas ya om. Hehe...
Film ini sebelumnya mengisahkan kehidupan keluarga yang hidup pas-pasan namun mereka bisa merasakan hangat kebahagiaan. Dibintangi raline syah (sebagai tika), derby romero (duta), cut mini (ibu), lukman sardi (ayah), dan fatih unru (dodi) film ini mampu membawa penonton dalam perasaan campur aduk. Ngakaknya dapet, tangisnya dapet, dan yang terpenting film ini banyak memberi nilai kehidupan yang bisa dipelajari bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diraih mesti bersusah payah dulu dan mensyukuri segala hal yang Tuhan berikan.
Ketika ayah mereka meninggal kehidupan keluarga ini menjadi berubah drastis yang sebelumnya sangat susah menjadi bergelimangan harta. Pasalnya sang ayah ternyata selama ini telah merahasiakan kepada istrinya dan ketiga anak2nya tentang jumlah kekayaan yang ia miliki.
Melalui pengacara kepercayaan sang ayah, harta warisan tersebut kemudian diserahkan secara bertahap kepada ibu dan para anaknya. Bak mimpi mereka pun bisa membeli segala kebutuhan mereka. Mulai rumah mewah beserta isinya, mobil mewah, bagi2 duit dan sembako kepada warga sekitar, hingga segala apapun barang yang dipegang atau dihirup anaknya semua ingin dia beli.
Ditengah kebahagian mereka dengan bergelimangan harta, justru sang bungsu dodi merasa kurang bahagia. Sebab ia tidak lagi bisa merasakan kehangatan bersama keluarganya seperti dahulu yang selalu bisa makan sambil ketawa bersama di meja makan.
Ibu sibuk meladeni interview dari channel tv karena viral kedermawaannya kepada para pengamen jalan. Sementara kedua sang kaka (raline syah dan derby) sibuk juga dengan dunianya masing2. Duta sibuk dengan pementasan teaternya. Dan tika yang terbilang mahasiswi cerdas dikampusnya hampir terjerumus ke penggunaan narkoba akibat terpengaruh dengan geng baru sosialitanya.
Berbagai kejutan jalan cerita film ini pun bermunculan. Ujian ke titik nol kembali mereka rasakan menjadi orang miskin. Saat kemiskinan kembali dirasakan, akhirnya sang pengacara hadir lagi ke rumah mereka membawa berita yang tidak disangka dengan maksud memberikan kita pelajaran hidup.
Ditangan sutradara Ody, film ini tentunya patut mendapat acungan jempol. Cerita mengalir secara mulus, gokil, dan sangat detail memberi gambaran untuk memperkuat kisah cerita. Asiknya, dialog remeh yang disampaikan para pemain pun bisa menghadirkan lelucon yang membuat nuansa komedi film ini terasa kuat.
Menonton film ini sebenarnya mewakili imajinasi saya selama ini. Andai tiba2 punya duit bermilyar2 mau diapain aja ya? Pasti indah banget rasanya. Haha.... Sangat berharap semoga ada OKB session 2.
Ditunggu karya selanjutnya yaks dari dunia perfilman.