26 Juli s.d 01Agustus 2016 lalu alhamdulilah bisa mengunjungi lagi salah satu kota di Indonesia yaitu, Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi. Bahagia banget pastinya karena Kota ini baru pertama kali dipijak. Kesini dalam rangka tugas perusahaan mengikuti Pameran Indonesia City Expo.
Sekilas tentang pameran ini :
Pameran Indonesia City Expo merupakan kegiatan tahunan. Tahun
2016 ini adalah penyelenggaraan ke-14 kalinya yang diperuntukkan bagi instansi
pemerintah melalui Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI),
perusahaan BUMN/BUMD, UMKM, Institusi Pendidikan, serta sektor informal.
Dalam pameran yang berlangsung di Jambi tanggal 26 Juli s.d
01 Agustus 2016 oleh PT. Antheus Indonesia Organizer, dilakukan pula serangkaian
kegiatan pendukung meliputi musyawarah nasional APEKSI, pawai budaya, penanaman
pohon khas daerah, dan pertunjukan seni budaya nusantara.
Indonesia City Expo 2016 menawarkan kesempatan berpromosi
yang sangat baik untuk dapat mengoptimalkan branding
dan image dari produk perusahaan
dikalangan pejabat dan pengusaha. Oleh karena itu, disinilah salah satu upaya
dari PT Pupuk Kaltim (re : nama perusahaan tempat penulis bekerja) untuk dapat selalu melibatkan mitra binaannya dalam ajang
pameran dengan didasarkan keyakinan bahwa pameran ini bernilai positif bagi
hubungan perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat.
Tujuan :
1.
Mempublikasikan
perkembangan usaha di setiap Kota.
2. Mendorong mitra binaan untuk melakukan strategis
pemasaran dan memperluas promo produk unggulan.
3.
Ajang tukar informasi
perkembangan produk kepada pemerintah,
pengusaha, dan masyarakat.
e Pengunjung Stand
1.
Pejabat pemerintah dan swasta
2.
Investor dan buyer
3.
Pengusaha
4.
Pelajar/Mahasiswa
5.
Masyarakat lokal dan luar daerah
Produk yang ditampilkan Mitra Binaan PT Pupuk Kaltim
1.
Kerajinan khas Kaltim : Tas manik-manik, batu permata, kalung, gelang, kain
Kaltim, dan lain-lain
2.
Olahan
rumput laut Khas Kampung Malahing : Amplang, stick, snack kertas, kembang goyang, ceker rumput laut.
Bagi saya pameran kali ini cukup berkesan karena dibumbui beberapa kegiatan yang menarik diantaranya :
- Sebelum acara pembukaan, dilakukan terlebih dahulu rangkaian pawai budaya yang pesertanya langsung dari perwakilan Kota-Kota di Indonesia. Untuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur cukup banyak Kota yang terlibat. Ada Bontang, Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan. Kota lain yang ikut mewarnai pawai budaya ini ada Bandung, Aceh, Banten, Banjarmasin, Palembang, Medan, tentunya ada tuan rumah (Jambi), dan masih banyak lagi yang lainnya.
- Selain itu, di panggung utama setiap harinya selama pameran berlangsung ditampilkan pentas seni khas daerah masing-masing.
- Uniknya kegiatan ini sampe dihadiri masing-masing Kepala Daerah. Termasuk Walikota Bontang Ibu Neny juga turut hadir, tapi sayangnya malah nggak ketemu beliau. Justru saya ketemu dan sempat foto bareng dengan Walikota Bandung Kang Emil (Bpk. Ridwan Kamil), Ibu Airin (Walikota Tangerang Selatan), dan Gubernur Jambi yang kece Bapak Zumi Zola. Sebagai rakyat biasa, sekilas saya menilai para pemimpin yang sempat bertemu dengan saya ini adalah sosok yang ramah dan mengayomi. Nggak salah, kalau beberapa media memberikan pemberitaan yang positif tentang para pemimpin ini. Semoga saja, bukan pencitraan semata yah. Hehe...
- Sepertinya Jambi memang bukan kota yang terkenal untuk berwisata. Bahkan mungkin diantara kita ternyata nggak tahu kalau Jambi itu ada di pulau Sumatra. Pada saat disana, memang untuk tempat wisata Jambi belum memiliki tempat yang fenomenal katakanlah seperti Candi Borobudur, keindahan pantai yang bak surga seperti di Bali. Tapi, setidaknya dalam sajian tempat wisata, Jambi mulai berupaya berbenah diri melalui hal yang simpel seperti penataan taman.
Disana sekumpulan taman sekecil apapun, pasti diberi identitas. Tapi, sayang sekali saya nggak sempat mendokumentasikannya. Karena itulah, saya dan rombongan hanya bisa menyempatkan waktu ke Candi yang bernama Muaro Jambi. Candinya memang nggak sebesar Prambanan, namun viewnya cukup asik kok buat ajang selfie dan wefie (re : foto-foto). Tempat lain yang berhasil kami singgahi ditengah-tengah kepadatan jadwal pameran adalah Masjid Agung Al-Falah yang terkenal dengan sebutan "Masjid 1000 tiang", nongkrong sambil makan malam di tepian sungai Batanghari, serta rumah adat. Selebihnya kami hanya melewati saja tanpa turun langsung ke lokasi seperti Taman Rimba, Taman Mini, pasar keramik Sitimang, dan Jambi juga punya Monas loh.
Disana sekumpulan taman sekecil apapun, pasti diberi identitas. Tapi, sayang sekali saya nggak sempat mendokumentasikannya. Karena itulah, saya dan rombongan hanya bisa menyempatkan waktu ke Candi yang bernama Muaro Jambi. Candinya memang nggak sebesar Prambanan, namun viewnya cukup asik kok buat ajang selfie dan wefie (re : foto-foto). Tempat lain yang berhasil kami singgahi ditengah-tengah kepadatan jadwal pameran adalah Masjid Agung Al-Falah yang terkenal dengan sebutan "Masjid 1000 tiang", nongkrong sambil makan malam di tepian sungai Batanghari, serta rumah adat. Selebihnya kami hanya melewati saja tanpa turun langsung ke lokasi seperti Taman Rimba, Taman Mini, pasar keramik Sitimang, dan Jambi juga punya Monas loh.
Candi Muaro Jambi |
Taman mini |
Monas Jambi |
- Meskipun tempat wisata disana nggak banyak. Jambi memiliki keseruan dari sisi kulinernya. yang rasanya oke banget. Tentunya cocok banget dengan lidah saya yang sangat mencintai masakan ala-ala Sumatra. Jenis kuliner disana, sebenarnya masakan yang sama pada umumnya sering dijumpai seperti pindang ikan, cumi, udang, racikan daging ayam, sapi, dan lainnya. Hanya saja Jambi punya khas akan santan kental, dan memiliki kekuatan dalam mengolah bumbu rempah-rempah menjadi sajian lezat.
- Selama di Jambi, tanpa sadar saya ikut terbawa juga dalam logat melayu saat berbicara dengan orang disana. Terutama pas lagi belanja, biar dikira orang Jambi gitu jadi nggak dikasih mahal-mahal. Hehe...
Sekian dulu yah catatan perjalanan keliling Indonesia di part 8 ini, karena lagi asik juga ne nonton moto gp di sebuah cafe pinggir pantai bersama suami. Hihiii....
Salam,
- Selama di Jambi, tanpa sadar saya ikut terbawa juga dalam logat melayu saat berbicara dengan orang disana. Terutama pas lagi belanja, biar dikira orang Jambi gitu jadi nggak dikasih mahal-mahal. Hehe...
Sekian dulu yah catatan perjalanan keliling Indonesia di part 8 ini, karena lagi asik juga ne nonton moto gp di sebuah cafe pinggir pantai bersama suami. Hihiii....
Salam,