Alhamdulilahrobbilalamin tiada hentinya bersyukur kepada Allah SWT sampai detik ini masih diberi kesempatan hidup untuk menyicipi segala lika liku di dunia. Tahun ini bersyukur bisa bertemu lagi dengan ramadan. Tentu dengan suasana dan status yang berbeda pula karena sekarang sudah ada Qado yang nemenin buka puasa dan sahur. Kita berdua pun mesti mandiri mengatur rumah tangga. Mulai menentukan bersama menu untuk berbuka puasa, sahur, tarwih dimana, dan sebagainya.
Kalau hari biasa (re: di luar ramadan) sebenarnya aku justru lebih sering masak sendiri di rumah. Tapi, ramadan ini kita malah lebih sering beli takjil di luar. Alasannya karena pulang kerja aja sudah sore, sementara kondisi badan pun udah lemas. Jadilah, cukup masak nasi aja, sedangkan lauk dan kue jajan di Bazar Baiturrahman PKT, atau nggak kadang ke Rawa Indah juga, Telihan, dan Tanjung Limau. Yang paling favorit sih di Rawa Indah, selain harganya yang lebih murah jenis makanan lauk yang dijual juga cukup banyak.
Terkait tarawih, kita berdua suka banget keliling masjid. Misal, malam ini di Masjid Baiturrahman, besok malamnya di Masjid Agung Al-Hijrah, dan beberapa masjid lainnya. Tapi, kadang kalanya kita juga tarwihnya di rumah. Hehe... Terkait sahur, selama ramadan hingga hari ke-22 ini sudah 3 kali kami berdua bablas nggak sahur. Sebabnya adalah tidur yang pules banget. Bak dihipnotis nggak bisa bangun, padahal alarm sudah disetting semua di hp aku dan Qado. Meskipun waktu itu nggak sahur, alhamdulilah masih diberi kekuatan sama Allah SWT jadi kuat ngejalani aktivitas seharian.
Terkait mudik, alhamdulilah tahun ini insya allah akan mudik bareng Qado, Aba, Mama, dan saudara-saudara. Seumur hidup, aku belum pernah ngerasain yang namanya mudik. Jadi bisa dibilang ini adalah mudik yang pertamaku. Hihi...maklum aja Bontang kan Kota kelahiran jadi ngerasa lebaran di Bontang itu udah soulmate bangetlah. Tsaahh... Lain cerita lagi dengan Qado, doi mah nyaris tiap tahun hampir selalu mudik ke kampung halamannya di Desa Bonde, Kec. Campalagian (Sulawesi Barat). Wajar sih suami dulunya sudah sering banget mudik. Selain karena lahirnya emang disana, keluarga besarnya juga masih banyak yang menetap disana (mamanya dan saudara2nya).
Pada akhirnya, senang banget menjalani Ramadan 2015 ini, dan senang juga insya allah tahun ini bisa mudik lebaran bareng keluarga di satu tempat tujuan yang sama (re: Sulawesi Barat). Karena ini, jadi sempat mikir kok bisa kebetulan banget yah Tuhan ngasih jodoh yang satu daerah sama suami jadi mudiknya bisa barengan sekalian sama saudara-saudara. Hehe...