*Tulisan ini pernah dimuat di Portal SDM Pupuk Kaltim dan dimuat di Buletin Media Share Knowledge Manajemen Pupuk Kaltim.
Berbeda dengan konsep diskusi panel yang umumnya biasa dilakukan secara
formal dan nyaris terkesan menegangkan, Rabu (24/4) PT Pupuk Kaltim mengemas sebuah
diskusi panel yang apik untuk
memahami nilai dan budaya perusahaan (unggul, integritas, kebersamaan, kepuasan
pelanggan, tanggap).
Bertempat di Aula Gedung Diklat Pupuk Kaltim, perusahaan
pupuk urea dan amoniak terbesar di Indonesia ini tidak main-main dalam
memberikan penugasan kepada calon karyawannya yang telah lolos melalui proses
penjaringan nasional. Pasalnya, dalam diskusi panel tersebut para calon
karyawan (red: cakar) dituntut untuk menyajikan suatu seni pertunjukan. Alhasil,
diskusi panel yang diikuti oleh 17 orang cakar yang dibagi kedalam tiga
kelompok itu mampu menghibur tamu undangan dan dewan juri melalui penyajian berbagai
macam variasi pertunjukkan seperti drama, talkshow,
penayangan video dan slide lewat foto-foto.
“Memahami nilai dan budaya organisasi PT
Pupuk Kaltim sehingga mengakar dalam pribadi masing-masing cakar adalah tujuan
dari diadakannya diskusi panel ini”, ungkap Astin Rukhila (47) selaku Kepala
Bagian Pengembangan Organisasi di Departemen
Sistem Prosedur dan Organisasi PT Pupuk Kaltim. Astin yang pada saat itu
juga berkesempatan menjadi juri untuk menilai penampilan diskusi panel
tersebut, memberikan komentarnya bahwa pesan dari nilai dan budaya perusahaan yang
ditampilkan oleh para cakar telah tersampaikan dengan sangat baik.
Harapannya
dengan diskusi panel yang dikemas lewat seni pertunjukan ini, pemahaman nilai
dan budaya perusahaan tidak hanya sekedar menjadi catatan yang dihapal, tetapi
yang terpenting adalah “bagaimana para cakar nantinya menerapkan nilai dan
budaya perusahaan sebagai bagian dari darah/jiwa
di dalam atau di luar perusahaan,” katanya.
Di lain pihak, Baninda Taufiq
Heryuono (22) yang ditemui di sela-sela setelah pelaksanaan acara juga mengurai
pendapat yang menarik terhadap pelaksanaan diskusi panel. Pria yang berasal
dari Kota Bekasi ini mengungkapkan bahwa pada tahap awal, para cakar sedikit
dibuat pusing bukan kepalang untuk membuat
materi presentasi yang akan ditampilkan agar menjadi menarik, segar dilihat,
dan tidak membosankan namun tetap tidak keluar dari kaidah kode etik perusahaan
yang harus dijaga.
Bak menemukan telaga air di gurun pasir, syukurnya ide
segar itupun datang dalam rahim pemikiran para cakar. Tentunya bukanlah hal
yang mudah untuk menyamakan persepsi pemikiran dari banyak kepala, tetapi para cakar telah mampu membuktikan bahwa semua
kesulitan yang jika dikerjakan secara bersama dan dengan kepala dingin, tentu hasilnya menjadi baik.
Lebih lanjut, Baninda
yang akrab dipanggil dengan sapaan Nino ini juga mengungkapkan bahwa “sebagai
cakar saya berharap dengan diskusi panel kami akan mampu memahami dan
menerapkan nilai dan budaya PT Pupuk Kaltim, tidak hanya dalam lingkup
perusahaan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Dari diskusi panel ala calon karyawan PT Pupuk Kaltim
angkatan kedua lewat seni pertunjukan ini, diperolehlah hasil keputusan dewan
juri. Terbaik 1 diraih oleh kelompok integritas, terbaik 2 kelompok unggul, dan
disusul terbaik 3 oleh kelompok kebersamaan. Kriteria penilaian didasarkan pada
kesesuaian presentasi dengan tema budaya yang menjadi tugas kelompok,
kreativitas dalam penyampaian materi, kerjasama tim dan pembagian tugas dalam
presentasi, serta ketepatan waktu (maksimal 45 menit).
Adapun dewan juri yang ikut
menilai dalam kegiatan tersebut terdiri dari 9 orang. Beberapa diantaranya
berasal dari Departemen Sistem Prosedur dan Organisasi, Departemen Diklat dan Manajemen Pengetahuan,
Departemen Pengembangan Karir dan Kinerja, Departemen Kesejahteran dan Hubungan
Industrial, serta Kompartemen Sumber Daya Manusia (SDM). (Safni)