Jumat, 16 November 2012
Jumat, 09 November 2012
Ketika salah persepsi tentang siapa yang menjadi Imam
Kata orang sih kalo hari ini kita nangis besok-besoknya katanya akan tertawa...begitu juga sebaliknya kalo hari ini tertawa besok bisa menangis #katanyasiiihhh
dan taraaa....aku ngalaminyaaa sih
Selasa, 30 Oktober 2012 berisi tangisan dan tangisan ampe mata bengkak
Selasa, 6 November 2012 berisi dengan tawa
Jadi ada 3 wanita sebut saja memang namanya irma (aku sendiri), mba Febri dan mba Ratih (mereka adalah rekan kerja) kami bertiga sepakat untuk makan siang bareng di Kantin KIE
habis ngisi perut dan udah kenyang baliklah kami...karena udah zuhur jadi niatnya langsung mau sholat
awalnya sih pengen di tempat biasa di musholla
tapi karena ngeliat masjid bercat hijau bagus deh masjidnya ga jauh dari tempat kami bekerja...aku dan mba febri mutusin buat zuhurnya di masjid aj...mba Ratih ngikut ajah...oke dan kita pun ngarahin motor berbalik ke arah masjid
menuju ke tempat wudhu, next naik ke lantai dua ngambil mukena
pas mau sholat mesti "hompimpa" dulu buat sapa yang mau jadi imam
ga jadi hompimpa aku langsung nunjuk mba Ratih ajah yang imam karena dia kan yang paling tua diantara kita bedua
dan mba Febri sih setuju ajah...maka aku yang awalnya posisi di tengah tukeran tempat sama mba Ratih jadi biar dia ajah yang ditengah karena mesti jadi imam
mulailah kami sholat.... aku itu ngeliat mba ratih udah ngangkat tangannya dan sepertinya itu pertanda takbir dan jadilah habis itu aku juga memulai takbir...tapi anehnya aku dalam hati ngeliat dan mikir kok mba Ratih ngangkat tangannya buat takbir lagi yakss??!?...aah aku dalam hati bilang yasudahlah ikutin ajah
seiring waktu berjalan kok rasa2nya lamaaaaaaaaaa bangetttt mba Ratih ngangkat takbir buat rukuk
dalam hati aku udah mikir "mba Ratih kok lama banget yaah...panjang banget deh baca surahnya" secara ga langsung mungkin bisa dikata sholatku agak sedikit menjadi ga khusyuk ne...heheee
dan lagi-lagi mikir kok lama banget yaaahhh?!????!! teng tong teng tong
detik detik berlalu belum juga ada tanda-tanda mau rukuk
dan tara raaaaa...mba Ratih langsung batalin sholatnya dan megang pundak kita berdua dan langsung bilang "ini sebenarnya yang jadi imam sapa yah?" GUBRAAAAKK....dan spontan aku dan mba Febri langsung tertawa... HAHAHAHAAAAAA
Gara2 salah persepsi ajah jadinyaa yaaah gini...loh loh mba Ratih malah ngira aku yang jadi imam hanya gara-gara ngeliat aku takbir....karena kata mba Ratih ternyata pas kedua tangannya diangkat itu dia bukan takbir tapi lagi berdoa dulu...tapi yaah mana kita tahu yaah kalo itu lagi berdoa dulu kan secara mana kita dengar itu kan ga ngeluarin suara cukup di dalam hati saja gitu....
yaa yah yahh.... jadilah ngulang sholat dengan imam yang berbeda wessshh mba Febri sajalah karena kita betiga pengennya ketawa muluu... bahkan udah niat dan takbir pun di tengah-tengah masih ga bisa nahan tawa...pelan pelan akhirnyaaa sholat pun bisa kita mulai dengan khusyuuk dan habis selesai sholat masih sempat ketawa lagi...Astagfiirrr... soalnya lucu kok bisa-bisanya jadi salah persepsi kaya itu baru kali ini sih ngalaminnyaa heheeee :)
Minggu, 04 November 2012
Kekuatan Doa
Pernah ga kalian percaya akan kekuatan doa? kalo boleh jawab...YAA KALO AKU PERCAYA BANGET AKAN KEKUATAN DOA.
Dan, ini ada artikel bagus yang mau aku share judulnya Doa bisa mengubah taqdir menjadi pribadi yang bermanfaat semoga bermanfaat :)
Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa taqdir yang Allah ta’aala telah tentukan bisa berubah. Dan faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doa seseorang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)
Subhanallah…! Betapa luar biasa kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do'a seseorang bisa berharap bahwa taqdir yang Allah ta’aala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’aala dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta’aala dengan sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdo’a dan memohon kepada Allah ta’aala. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas. Pertama, ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal begitu ia bersandar kepada sesuatu selain Allah ta’aala –termasuk bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah ta’aala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta’aala dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori seorang musyrik...!
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’aala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’aala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’aala mengubah taqdir ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)
Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-bisa-mengubah-taqdir.htm
Read more at http://pembinaanpribadi.blogspot.com/2011/09/doa-bisa-mengubah-taqdir.html#R5D0Wl7cZp2F3luH.99
Langganan:
Postingan (Atom)